Perusahaan selalu dituntut untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Dengan demikian, maka perusahaan dapat memiliki daya saing untuk bertahan pada persaingan. Salah satu upaya dalam peningkatan kualitas adalah dengan pengendalian kualitas. Metode six sigma, yang digunakan dalam mengurangi produk cacat merupakan salah satu tools yang efektif dalam pengendalian kualitas.
Pengertian Six Sigma
Six sigma adalah metode peningkatan kualitas dengan cara menurunkan tingkat cacat dari produk yang dihasilkan.
Dalam Six Sigma ada 4 tahapan yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, Control.
Tahap Define
Mengidentifikasi masalah penting dalam proses yang berlangsung. Pada tahap ini juga ditentukan Critical to Quality dan mengamati alur produksi.
Tahap Measure
Tujuannya untuk memvalidasi dan mengukur permasalahan dari data yang ada. Pada tahap ini dapat dilakukan dengan perhitungan Defect per Million Opportunities (DPMO).
Tahap Analyze
Berfungsi untuk menganalisa penyebab dan dampak dari masalah. Beberapa tools yang umumnya digunakan pada tahap ini adalah fishbone diagram, brainstorming, FMEA, dan Scatter Plots.
Tahap Improve
Dilakukan untuk mengeliminasi berbagai penyebab masalah dan untuk perbaikan selanjutnya.
Tahap Control
Berfungsi untuk pengawasan dan monitoring terhadap rencana perbaikan yang telah dirancang.
Referensi:
Ibrahim, Arifin, D., dan Khairunnisa, A. 2020. Analisis Pengendalian Kualitas Menggunakan Metode Six Sigma dengan Tahapan DMAIC untuk Mengurangi Jumlah Cacat pada Produk Vibrating Roller Compactor di PT Sakai Indonesia. Jurnal Kalibrasi 3(2)
<a href=”https://www.freepik.com/photos/machine-operator”>Machine operator photo created by aleksandarlittlewolf – www.freepik.com</a>